Senin, 28 Maret 2011

Belajar & Pembelajaran

Dany Darma Putra
109014000157

Emosi

1.       Pengertian Emosi.
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.[1]
Menurut Daniel Goleman(1995) seorang pakar kecerdasan emosional, memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakkan pikiran, perasaan, nafsu setiap keadaan mental yang hebat dan meluap luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran pikiran yang khas, dan suatu keadaan biologis dan prikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
Sedangkan menurut Chaplin (1989) dalam dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencangkup perubahan perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, perasaan (feeling) adalah pengalaman yang disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam macam keadaan jasmaniah.[2]
2.       Macam Macam Emosi
Pembagian jenis emosi menurut ilmu psikologi ada bermacam-macam, tapi di sini kita bahas yang umum-umum saja yang sudah biasa di kenal masyarakat. Sudah kita ketahui bahwa Allah menciptakan segala sesuatu baik di langit dan bumi selalu berpasang-pasangan. Contohnya ada baik, ada buruk, ada benar ada salah, ada siang dan ada malam. Semua yang Allah ciptakan berpasang-pasangan. Begitu juga dalam masalah emosi Allah ciptakan berpasang-pasangan ada emosi positif ada emosi negative.[3] Oleh karena itu, emosi dapat dibagi sebagai berikut:
a.                   Senang dan susah

b.                  Cinta dan benci
Cinta adalah perasaan senang dan ingin disenangkan atau sama dengan perasaan memiliki dan ingin dimiliki. Perasaaan senang dan memiliki inilah yang disebut cinta . Contohnya cinta pada lawan jenis, merupakan perasaan ingin disenangkan oleh pasangan kita, dan pasangan kita adalah milik pribadi yang harus menyenangkan, pasangan yang tidak menyenangkan di benci, di musuhi dan dicemburui. Begitu pun kepada harta akan ada perasaan memiliki dan senang, karena dengan harta yang banyak, dia bisa mengambil manfaat.

c.                   Sedih dan gembira
Sedih adalah perasaan kehilangan atau perasaan tak memiliki apa-apa, sedangkan gembira adalah perasaan memiliki segalannya.

d.                  Berani dan Takut
Takut adalah sebuah perasaan. Perasaan khawatir, cemas dan sesuatu yang akan terjadi di masa depan . Takut muncul karena kita tak memiliki kemampuan, kamampuan untuk menghadapi resiko  dan masalah.

e.                  Marah dan Sayang
Marah adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyutjantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin.[4] Marah timbul jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan .Sayang timbul jika sesuatu sesuai dengan harapan.[5]

3.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi:
Beberapa ahli psikology menyebutkan adanya beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan kematangan emosi seseorang (Astuty. 2005) yaitu:
1.       Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua terhadap anaknya bervariasi, ada pola asuh yang dianggap yang terbaik oleh dirinya sendiri saja, sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga dengan yang penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh dari orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi peserta didik.
2.       Pengalaman traumatic.
Kejadian kejadian traunatik masa lalu dapat mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Dampaknya jejak rasa takut dan sikap terlalu waspada yang ditimbulkan dapat berlangsung seumur hidup. Kejadian kejadian traumatis tersebut dapat bersumber dari lingkungan keluarga maupun dari luar lingkungan keluarga.
3.       Temperamen.
Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang. Hingga tahap tertentu masing masing individu memiliki kisaran emosi sendiri sendiri. Temparamen merupakan bawaan sejak lahir, dan merupakan bagian dari genetic yang mempunyai kekuatan hebat dalam rentang kehidupan manusia.
4.       Jenis kelamin.
Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal antara laki laki dan perempuan. Peran jenis maupun tuntutan social yang berpengaruh pula terhadap adanya perbedaan karakteristik emosi diantara keduanya.
5.       Usia
Perkembangan kematangan emosi seseorang sejalan dengan pertambahan usianya. Hal ini dikarenakan kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. ketika usia semakin tua, kadar hormonal dalam tubuh turut berkurang, sehingga mengakibatkan penurunan pengaruhnya terhadap kondisi emosi. Namun demikian dalam hal ini tidak menuntut kemungkinan seseorang yang sudah tua, kondisi emosinya masih seperti orang muda yang cendrung meledak ledak. Hal tersebut dapat diakibatkan karena adanya kelainan kelainan didalam tubuhnya. Kelainan yang tersebut dapat terjadi akibat dari pengaruh makanan yang banyak merangsang terbentuknya kadar hormonal.
6.       Perubahan jasmani.
Perubahan jasmani ditunjukkan dengan adanya perubahan perubahan pada diri seseorang seiring dengan pertumbuhannya. Tidak semua peserta didik dapat menerima perubahan kondisi tubuhnya, lebih lebih perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hal hal seperti ini sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
7.       Interaksi dengan teman sebaya.
Peserta didik seringklali membangun interaksi sesama teman sebayanya. Fator yang sering menimbulkan masalah emosi adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Gejala ini sebenarnya sehat bagi peserta didik tetapi tidak jarang menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada mereka jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa.
8.       Interaksi dengan sekolah.
Sekolah merupakan tempat pendidikan yang sangat di idealkan oleh peserta didik. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka, karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu tidak jarang anak anak lebih percaya, lebih patuh bahkan lebih takut pada guru dari pada kepada orang tuanya. Posisi guru disini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi materi yang positif.[6


Source:
1. http://wawan-junaidi.blogspot.com
2. http://st290012.sitekno.com
3. http://id.wikipedia.org


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Emosi
[2] http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian-emosi-definisi-emosi.html
[3] http://st290012.sitekno.com/article/16824/jenisjenis-emosi.html
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Kemarahan
[5] http://st290012.sitekno.com/article/16824/jenisjenis-emosi.html[6] http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_26.html-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar